BATUSANGKAR – Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang terkena dampak kabut asap, Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Tanah Datar, Senin (23/9/2019) di Batusangkar turun ke jalan mengadakan bakti sosial pembagian masker gratis.
Di sela-sela kegiatan, Ketua DPD PPNI Kab. Tanah Datar Ns. Fera Afrida menyampaikan, pembagian lebih 2.000 masker secara gratis merupakan bentuk kepedulian kepada masyarakat.
“Sesuai anjuran kesehatan, pemakaian masker ini akan mengurangi dampak resiko sakit berupa Inspeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),” ujar Fera Afrida didampingi sekretaris DPD PPNI Defrizal bersama anggota dan tujuh komisariat Dewan Pengurus Kecamatan (DPK) PPNI yang tersebar di RSUD, RS/Klinik Swasta, serta Puskesmas se-Tanah Datar.
Saat pembagian masker kepada masyarakat yang melewati jalan-jalan utama di kota Batusangkar, ungkap Fera, PPNI juga memberikan edukasi kepada masyarakat terkait bagaimana penggunaan masker yang benar sesuai prosedur kesehatan serta membagikan brosurnya. “Pemakaian masker yang benar adalah labirin yang licin berada sebagai filter di luar dengan arah lipatan ke bawah, jahitan tali pengikat di sebelah dalam, kawat yang keras berada di bawah. Tekan dan bentuklah kawat sesuai bentuk hidung sehingga tidak ada celah yang dilalui debu maupun asap,” katanya.
Fera mengatakan bahwa kegiatan ini berjalan lancar berkat kerja sama seluruh perawat di Tanah Datar dan dukungan direktur RSUD Prof. DR. M. A. Hanfiah SM Batusangkar dr. H. Afrizal Hasan. “Terima kasih kami kepada pimpinan dan pihak lainnya yang telah mendukung kegiatan kami ini sehingga bisa berjalan dengan baik, aman dan lancar,” tukasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan dr. Hj. Yesrita Zedrianis, M.Kes sangat mengapresiasi kegiatan yang diadakan oleh organisasi perawat Kabupaten Tanah Datar. “Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) semakin tidak membaik dan sekarang berada pada kategori Sangat Tidak Sehat, sehingga mempengaruhi secara langsung terhadap angka kejadian penyakit ISPA. Dari data yang terpantau di fasilitas pelayanan kesehatan, bulan Juli dan Agustus 2019 ada 4.406 kasus, namun sudah meningkat sebanyak 1.500 lebih sampai tanggal 21 September 2019 ini,” sampainya.
Yesrita berharap kegiatan seperti ini dapat diikuti oleh organisasi-organisasi kesehatan lainnya mengingat kebutuhan masker yang tinggi dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat dari bahaya langsung efek kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
“Kita tentu berdoa kabut asap bisa diatasi sehingga kita semua bisa beraktifitas seperti sediakala, namun sebagai langkah awal untuk mengurangi dampaknya diharapkan masyarakat memperbanyak konsumsi air putih dan segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan jika dirasakan keluhan penyakit terkait efek kabut asap maupun akibat lainnya,” pungkas Yesrita. (Humas-rilis)